Observasi
Gerhana Bulan Total dan Diskusi Ilmiah Mengenai Flat Earth
Telah
berlangsung observasi gerhana bulan total 31 januari 2018 di pelataran gedung
ipteks kampus unhas tamalanrea makassar dengan tema “Gerhana Bulan Bukti Bumi
Bulat”. Kegiatan ini terlaksana dari inisiatif anggota Himafi FMIPA Unhas
sebagai sebuah organisasi intra kampus yang merasa memiliki hak dan kewajiban
untuk menyediakan wadah keilmuan, terutama dalam hal yang berkaitan dengan
disiplin ilmu fisika. Kegiatan ini juga merupakan salah satu program kerja
insidentil divisi pendidikan himafi FMIPA Unhas yang dalam peksanaannya bekerja
sama dengan Komunitas Bawah Pohon.
Acara dimulai pada
pukul 19.30 WITA dan berjalan sesuai dengan rundown yang telah dibuat
sebelumnya. Antusias mahasiswa maupun masyarakat umum sangat tinggi guna
menyaksikan fenomena alam yang langka ini. Jumlah peserta yang hadir pun
melebihi target peserta yaitu lebih dari 100 orang dari berbagai instansi. Bahkan
ada beberapa siswa SMA dari Kabupaten Maros yang datang secara langsung untuk
mengikuti observasi gerhana bulan ini. Tidak hanya itu, Bapak Wakil Dekan III
FMIPA Unhas yakni Bapak Dr. Andi Ilham
Latunra
pun menyempatkan diri untuk hadir di tengah-tengah kesibukannya.
Acara
dimulai dengan pengenalan peta bintang oleh Kanda Nurhidayat Nurdin serta
pembagian buku pedoman gerhana bulan oleh panitia. Setelah itu dilanjutkan
dengan diskusi ilmiah membahas “Flat Earth” oleh kanda Sungkar, diskusi
berjalan dengan lancar dimana peserta sangat antusias dalam mendengarkan materi
yang disampaikan oleh pemateri. Selanjutnya setiap peserta dipersilahkan untuk
mengamati gerhana secara langsung menggunakan telescop yang disediakan oleh
panitia. Di tengah-tengah pengamatan gerhana bulan, Bu Nurhasanah atau yang
dalam sehari-hari akrab disapa Bu Nana sebagai dosen pendamping yang merupakan
salah seorang dosen di jurusan fisika yang juga merupakan ahli astronomi
menjelaskan mengenai gerhana bulan yang terjadi malam itu. Beliau menjelaskan
bahwa gerhana bulan ini dinamakan Super Blue Blood Moon yang, dimana dikatakan
istimewa karena terjadi dua fenomena sekaligus, yaitu Supermoon yang merupakan
peristiwa dimana bulan berada pada posisi terdekatnya dengan bumi sehingga
tampak berukuran lebih besar dari biasanya, serta peristiwa Blue Moon atau
bulan merah akibat adanya pembiasan cahaya oleh atmosfer bumi. Bu Nurhasanah
juga menjelaskan bahwa istilah Blue Moon itu hanyalah sekedar penamaan semata
tanpa makna khusus.
Gerhana
sebenarnya terjadi setiap tahun, bahkan dapat terjadi 2 kali dalam setahun,
sehingga bukan merupakan suatu fenomena yang langka. Akan tetapi peristiwa Super
Blue Blood Moon ini merupakan salah satu fenomena yang jarang terjadi. Sebagai
seorang mahasiswa sudah sepatutnyalah kita bersyukur mendapatkan kesempatan untuk
dapat menyaksikan fenomena alam yang sangat indah ini.
-Jayalah
Himafi Fisika Nan Jaya-
Komentar
Posting Komentar