Kau tahu,
kawan? Dunia ini sungguh relatif tapi pasti. Kita berada di tengah-tengah
kepastian akan relativitas. Mengapa bisa begitu? Jawabannya sederhana.
Kehidupan. Kita bisa merasakannya tapi tidak bisa melihatnya. Di dalam kehidupan,
semua serba aneh. Semua serba berputar dan dinamis. Semua tidak teratur tapi
terstruktur. Jika kita menginginkan sesuatu yang belum kita punyai, maka bayangkan
saja benda tersebut menjadi milik kita. Rasakan seperti kita benar-benar telah
memegang barang tersebut. Gunakan semua penginderaan kita untuk merasakan
teksturnya, suhunya, keadaan sekitarnya. Bayangkan kita telah benar-benar
memilikinya, berada di dekapan kita. Berikan keyakinan dan kepercayaan yang
kuat bahwa barang tersebut dapat kita miliki segera. Intinya, rasakan semua hal
sebagaimana kita memilikinya. Bila kita telah melakukannya, maka dengan segera
kita akan memiliki barang yang kita inginkan. Bisa jadi beberapa saat kemudian.
Inilah yang dinamakan mengintegrasi frekuensi hati. Artinya kita menyamakan
gelombang antara diri kita dengan keinginan kita. Maka dari itu,
berhati-hatilah menjaga hati kita. Karena sekali kita berpikir dan merasakan
hal-hal yang tidak enak, maka dengan segera kejadian tidak mengenakkan akan
segera terjadi.
Dengan
menyamakan gelombang ini, kita secara tidak langsung mendekatkan segala sesuatu
yang kita bayangkan. Sesungguhnya alam semesta ini saling terhubung. Percaya
atau tidak percaya. Ini juga sangat bermanfaat dalam menggapai sebuah tujuan
dan cita-cita. Teruslah membayangkan bahwa kita bisa menggapai keinginan dan
cita-cita tersebut. Seperti di film 5cm, ‘letakkan
mimpimu di sini, 5 cm di depan kening kamu’. Inilah
afirmasi.
Komentar
Posting Komentar